Palestina memang memiliki sejarah yang
pelik. Israel, yang merupakan bangsa Yahudi, mendirikan negaranya di
atas tanah Palestina. Hal ini menyebabkan situasi berkembang hingga
keadaan sekarang. Untuk lebih memahami konflik ini, maka saya berusaha
merangkum sejarah Palestina dari awal hingga terjadinya konflik.
***
Wilayah Palestina pada mulanya ditinggali oleh beberapa bangsa, yaitu
bangsa Ammonit dan Philistine. Lalu, sekitar tahun 1000 SM, Palestina
ditaklukan oleh Raja Thalut dan Daud a.s. Daud a.s. dan keturunannya,
yang merupakan bangsa yahudi, akhirnya menjadi raja di sana dan
Palestina menjadi tanah air bangsa yahudi dari 1000 SM – 135 M.
Palestina sendiri sempat dikuasai oleh Kerajaan Persia, Babilonia,
Mesir, dan kerajaan-kerjaaan lain secara bergantian dalam rentang waktu
tersebut.
Wilayah Palestina Dikuasai Kerajaan Romawi
Sekitar tahun 100 SM muncullah kekuatan Roma dan pada tahun 63 SM,
Roma, di bawah pemerintahan Raja Pompey, menaklukan kerajaan yang
menguasai Palestina. Tahun 66 M, timbul pemberontakan yang dilakukan
oleh bangsa Yahudi. Perang terjadi dan pemberontak kalah dan akhirnya
pada tahun 70 M, Jerussalem jatuh sepenuhnya ke tangan Roma.
Pada saat itu, biasanya Roma tidak melakukan penekanan tetapi
memperlakukan daerah jajahannya dengan lembut untuk mempersatukan warga
negeranya dengan bangsa jajahannya. Namun, di dalam kasus bangsa Yahudi,
cara ini tidaklah berhasil. Seringkali timbul huru-hara dari bangsa
Yahudi. Hal ini menyebabkan akhirnya Roma berlaku keras kepada bangsa
Yahudi dan mengeluarkan dekrit yang mematikan nasionalismen bangsa
Yahudi dengan cara melarang berbagai peribadatan mereka.
Pada akhirnya dekrit ini membuat sebuah pemberontakan besar dari
200.000 orang Yahudi yang dipimpin oleh Barcocheba di Jerussalem. Raja
Hadrian yang saat itu memimpin Roma mengirimkan Julius Sevenus dan
tentara yang jumlahnya besar untuk memadamkan pemberontakan dan
menaklukan Jerussalem. Pada saat itu, bangsa Yahudi kalah dan
dikeluarkan peraturan mereka dilarang masuk ke kota apapun alasannya.
Jerussalem dijadikan koloni Roma dan tempat peribadatan Yahudi, haikal
Yahudi, diganti dengan candi lambang supremasi Roma, candi Yupiter.
Mulai saat itu bangsa Yahudi tersebar ke luar Palestina. Namun, ada
sebagian kecil yang tetap bertahan di sana.
Setelah masa itu, pengaruh agama Kristen masuk ke Roma, sehingga
menumbuhkan penyebaran agama Kristen di Palestina. Agama Kristen tumbuh
di daerah tersebut. Lalu, pada pembagian kerajaan Roma tahun 395,
Palestina berada dalam kekuasaan Kerajaan Bizantium, yang disebut juga
kerajaan Romawi Timur. Pada saat itu Palestina menjadi daerah yang
makmur, menjadi pusat perkembangan jemaah haji (beribadah mengunjungi
tempat-tempat suci yang dilakukan oleh penganut Kristen,Yahudi,dll.).
Namun sesekali muncul penyiksaan kepada bangsa Yahudi oleh bangsa yang
menguasai.
Tahun 611 M, Chosroes II, raja Kerajaan Sasan dari Persia, menyerang
daerah itu. Diikuti oleh bangsa Yahudi yang ingin membalas dendam.
Yerussalem direbut. Gereja Holy Sepulchre dihancurkan dengan tanah dan
hartanya dibawa. Gereja lain bernasib sama dan uskupnya ditahan.
Tahun 628 M, Raja Heralcus dari Bizantium menaklukan kembali
teritorial tersebut. Namun kemenangan ini bersifat sementara karena
munculnya kekuatan Islam yang melemahkan Kerajaan Bizantium tersebut.
Palestina Dikuasai Islam
Islam
muncul tahun 610 M di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Selang
tahun 610-632 M, suku-suku di daerah Arab berhasil dipersatukan
di bawah kepemimpinannya yang asalnya saling bermusuhan. Kerajaan Islam
(Kekhalifahan Islam) setelah Nabi Muhammad saw meninggal di bawah
pemimpin
Abu Bakar (632-634 M) berusaha merebut daerah Palestina dari tangan
Bizantium. Namun, usaha tersebut tidak berhasil dan akhirnya baru
berhasil ketika Kekhalifahan Islam dipimpin oleh Umar ra. Pada tahun
636, Bizantium jatuh.
Di bawah kepemimpinan Umar ra. terjadi perjanjian damai di Jerussalem
antara pemerintahan Umar dengan umat Kristen yang dipimpin oleh Uskup
Sophronius. Umar sendiri sempat mengunjungi The Holy Rock (tempat ibadah
Daud as. dan tempat Haikal Yahudi) dan tempat itu menjadi Masjid Umar.
Muncullah pengaruh Islam di Jerussalem.
Perselisihan yang terjadi di antara kepemimpinan umat Islam setelah
zaman Nabi Muhamamad saw dan Khulafaurrasyidin (4 sahabat Nabi Muhamamad saw
yang memimpin setelah nabi wafat) menyebabkan munculnya berbagai dinasti
yang berganti memimpin Islam dari Dinasti Muawiyah sampai dengan
Dinasti Abbassiah. Pada tahun 685-705, khalifah Abdul Malik dari Dinasti
Abbasiah memperindah tempat suci Jerussalem dengan membangun Kubah
Al-Sakhrah, atau Dome of the Rock. Pada tahun 929, terjadi pemberontakan
kaum Qaramithah yang merampas Mekkah. Hal ini menyebabkan banyaknya
eksodus bangsa Arab ke Jerussalem. Pada tahun 1969, Mesir, diduduki
dinasti Fathimah yang menyatakan kemerdekaannya dari Dinasti Abbassiyah.
Terjadi pertikaian antara kedua dinasti tersebut sampai dengan 1072 dan
akhirnya Palestina dikuasai oleh Dinasti Fathimiah. Gereja Holy
Sepulchre hancur saat serangan Dinasti Fathimiah ke Dinasti Abbasiyah.
Pada masa Perang Salib dan setelahnya (1099-1900)
Pada tahun 1099, datang serangan suku Frank dari Eropa yang membawa
ke daerah Yerussalem yang membawa 40.000 tentara untuk menguasai
Jerussalem. Jerussalem takluk dan akhirnya berdirilah kerajaan Latin di
Jerussalem. Perang ini disebut Perang Salib I. Palestina dikuasai oleh
suku Frank yang beragama Kristen. Adanya Perang Salib II yang
berlangsung tahun 1147-1187 menyebabkan Palestina kembali berada di
tangan Kerajaan Islam. Perang Salib berlangsung beberapa kali namun
akhirnya berbuntut kepada perjanjian damai.
Pada tahun 1258, muncul serangan dari suku Tartar di bawah pimpinan
Hulagu yang berasal dari Asia Tengah (Mongol). Serangan ini sempat
menakukan Baghdad, Damaskus, dan Suriah. Namun, datangnya tentara dari
Mesir menyebabkan mereka kalah dan akhirnya daerah itu dikuasai oleh
Mesir.
Wilayah Dikuasai Turki (1516-1900)
Pada 1516, Turki menaklukan Mesir yang menyebabkan daerah itu
ditaklukan Turki. Turki menjadikan daerah Palestina sebagai salah satu
provinsi dan gubernur dikirim dari Konstatinopel. Turki menguasai
Palestina selama 4 abad. Mulai 1840, Turki membuka Palestina demi
kepentingan ekonominya. Akhirnya muncul pelabuhan-pelabuhan dan
konsulat-konsulat Eropa. Hal ini memunculkan semakin kecilnya pengaruh
Turki dan membesarnya pengaruh para konsulat di sana. Sempat terjadi
Perang Krim (1854-1856) karena persaingan antara Ortodoks Yunani dan
Pendeta Latin.
Tahun 1896, Theodor Herzl, penggagas gerakan zionisme, mengeluarkan
usulannya untuk mendirikan negara Israel di Palestina. Hal ini
disebabkan bangsa Yahudi yang terpencar dan tidak memiliki tanah air
sejak Romawi menguasai Palestina. Akhirnya, beberapa orang Yahudi
mendirikan koloni di daerah Palestina.
Berdirinya Negara Israel
Tahun 1914, muncul perselesihan antara Inggris Raya dan Turki.
Akhirnya menyebabkan keduanya berperang. Palestina sempat dijadikan
markas militer oleh Turki. Namun, akhirnya tahun 1918 Inggris resmi
menang, dan Palestina dikuasai oleh Inggris.
Tanggal 2 November 1917, keluar deklarasi menteri luar negeri
Inggris, Arthur Balfour, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour.
Deklarasi ini berisi tentang dukungan Inggris terhadap pendirian negara
Yahudi di Palestina. Hal ini disebabkan oleh bangsa Yahudi telah
membantu Inggris dalam memenangi Perang Dunia I dan Inggris ingin
menguasai Palestina karena berada di daerah strategis di antara Asia,
Eropa, dan Afrika.
Pada tahun 1920, kantor pemerintahan Inggris di Palestina (British
Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adl Herbert Samuel.
Setelah tahun-tahun tersebut, imigrasi Yahudi ke daerah Palestina terus
meningkat. Orang Yahudi yang baru datang, biasanya masuk ke kota dan
mendirikan perusahaan-perusahaan di sana.
Tahun 1929, mulai terjadi kerusuhan besar antara bangsa Arab dan
Yahudi. Konflik ini terjadi karena adanya perebutan hak-hak beberapa
tempat suci di Yerussalem. Selain itu, berdasarkan hasil penyelidikan
tim yang dibuat Inggris, hal ini terjadi karena orang-orang Arab
tertekan dengan pembelian tanah dan imigrasi orang Yahudi yang akhirnya
mendesak mereka.
Tahun 1933, bangsa Yahudi hanya berjumlah 17% dari seluruh masyarakat
Palestina. Namun, setelah masa itu, saat Hitler berkuasa di Jerman dan
Polandia, terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari Eropa ke
Palestina. Pada saat itu juga terjadi perubahan politik di Timur Tengah.
Mesir dan Suriah yang merdeka menyebabkan tumbuhnya nasionalisme untuk
memerdekakan diri. Akhirnya timbul wacana untuk melepaskan Palestina
dari Inggris.
Tahun 1938, Konflik antara Arab-Yahudi memuncak. Inggris
mengeluarkan mandat yang intinya akan membagi Palestina menjadi dua
bagian, yaitu untuk Arab dan Yahudi untuk menghentikan perpecahan.
Namun, beberapa tahun kemudian mandat itu dicabut dan diganti dengan
white paper yang intinya mendesak dibentuk satu pemerintahan gabungan
antara Arab dan Yahudi. White-paper ini ditentang oleh bangsa Yahudi.
Pada saat itu, bangsa Yahudi yang tinggal di Amerika memegang peranan
penting dalam perekonomian Amerika. Hal ini menyebabkan Amerika
berpihak kepada kepentingan bangsa Yahudi. Inggris yang mulai merasa
terganggu hubungannya dengan Amerika akhirnya menyerahkan tentang
Palestina ke PBB. Inggris sendiri akan menarik mandatnya dari Palestina
tanggal 15 Maret 1948.
1 September 1947, PBB menyarankan agar Palestina dibagi 2, menjadi
daerah untuk bangsa Yahudi dan Arab. Bangsa Yahudi dan Arab yang
tinggal di Palestina saling berebut pengaruh dan menolak aturan
tersebut. Mulailah berbagai perang gerilya yang melibatkan keduanya.
Namun, sayangnya, semangat bangsa Yahudi lebih berlipat dibanding dengan
bangsa Arab di sana. Di saat terjadi perang, para ningrat Arab malah
kabur ke negara lain. Tanggal 14 Mei 1948, Israel diproklamirkan
orang-orang Yahudi. Esoknya Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel.
copy : http://ivannugraha.wordpress.com/2009/01/23/sejarah-palestina/